Langsung ke konten utama

Pinjam Bukunya, Dong!

"Pinjam bukunya, dong!"

Bagaimana reaksi teman-teman jika ada yang mengungkapkan kalimat itu?
Meminjamkan buku dengan senang hati? Meminjamkan buku dengan waswas dan kasih pesan atau peringatan macam-macam? Atau menolak sama sekali?

Kalau saya, ambil pilihan ketiga: menolak sama sekali. Saya paling anti meminjamkan buku pada orang lain. Silakan bilang saya pelit, sok, gaya, atau apa pun. Tapi saya jadi pelit bukan tanpa alasan. Banyak pengalaman buruk saya berhubungan dengan pinjam-meminjam buku. Buku kembali dalam keadaan lecek/lusuh, rusak, dicoret-coret, bahkan tidak kembali.

Dulu saya tidak terlalu peduli ketika buku yang dipinjam rusak atau tidak kembali. Tapi sekarang buku menjadi benda kesayangan yang setelah diadopsi saya rawat dan jaga baik-baik. Jadi jika sampai terjadi kerusakan atau kehilangan pada buku yang dipinjam, jangan salahkan jika saya jadi galak! 


Buku saya yang rusak setelah dipinjam teman

Foto di atas adalah contoh buku yang dipinjam dan kembali dalam keadaan "babak belur" dan membuat saya trauma untuk meminjamkan buku lagi pada sembarang orang. Saya hanya akan meminjamkan buku pada orang yang benar-benar saya percayai--yang sudah saya tahu bagaimana cara dia memperlakukan buku. Selain itu... maaf, daripada disuruh meminjamkan buku, lebih baik doakan saya banyak rezeki sehingga saya bisa membelikan buku baru untukmu. Lebay? Terserah!

Oya, saya punya beberapa saran untuk orang yang meminjam buku milik orang lain.



JANGAN MEMBACA BUKU DENGAN CARA SEPERTI INI!






1. Baca buku di tempat yang bersih dan kering.
2. Saat membaca buku, jangan melipat bagian buku ke belakang. Ini akan membuat jilid/lem buku cepat rusak. Buku juga jadi renggang.
3. Ketika sampai di halaman tertentu dan akan menutupnya untuk dilanjutkan di lain waktu, jangan melipat ujung halaman buku. Hal ini bisa membuat buku lusuh. Gunakan pembatas buku. Penerbit sekarang rata-rata menyediakan pembatas buku pada buku-buku yang diterbitkannya. Jika tidak ada gunakan sembarang kertas, yang penting bersih. Pakai kertas undangan nikahan mantan juga boleh, kok!
4. Jangan membuka halaman buku dengan kasar sampai kertasnya lusuh. Buka pelan-pelan. Juga jangan membuka halaman buku pakai air liur! MENJIJIKKAN! (Ada lho, orang model begini. Awas, hati-hati!)
5. Jangan membaca buku sambil makan. Nanti tanganmu yang kotor itu bisa meninggalkan bekas di halaman buku.
6. Jangan mencoret-coret buku. Apa pun alasannya, mencoret-coret buku akan membuat buku tidak tampak indah lagi. Apalagi kalau buku itu pinjam punya orang lain, jangan, ya! Kasihan yang punya. Kalau ingin mengingat tulisan yang penting atau disukai, catatlah di kertas kosong.
7. Selama dipinjam, simpan buku baik-baik di tempat yang mudah diingat, agar jangan sampai hilang. Jauhkan dari sesuatu yang "membahayakan". Misalnya air, api, sesuatu yang kotor, atau jangkauan anak-anak di bawah umur yang ada kemungkinan merusaknya dengan tidak sengaja.
8. Jangan meminjamkan buku secara estafet! Ingat, ini penting sekali. Banyak orang yang sepertinya tidak tahu tata krama pinjam-meminjam barang (dalam hal ini buku). Ketika dia meminjam buku dari seorang teman, setelah selesai dibaca, lalu ada orang lain yang ingin pinjam juga, langsung diberikan. Menjengkelkan sekali rasanya. Ini termasuk yang memperbesar kemungkinan buku rusak. Kalau sudah selesai baca, ya dikembalikan pada pemiliknya. Soal nanti ada yang mau ikutan pinjam, harus minta izin dulu. Atau biar orang yang bersangkutan bilang langsung pada si pemilik.
9. Buku yang dipinjam sebaiknya segera dibaca, jangan ditunda-tunda. Siapa tahu yang punya juga membutuhkannya lagi. Jangan meminjam buku terlalu lama. Seminggu, dua minggu masih wajar. Tapi kalau lebih dari sebulan? Wah... Kalau buku sudah selesai dibaca, langsung dikembalikan pada pemiliknya. Jangan nunggu ditagih, apalagi saat ditagih pakai alasan "lupa" atau "besok-besok".
10. Kalau buku hilang, sebisa mungkin diusahakan ganti dengan buku yang sama. Judul yang sama, penulis yang sama. Karena ada buku-buku yang sudah tidak diterbitkan lagi, dan jika diganti dengan uang rasanya tidak berarti. Kecuali bila si pemilik buku rela bukunya diganti uang atau sudah berlapang dada mengikhlaskan bukunya hilang.

Saya membuat tulisan ini karena melihat betapa masih rendahnya kesadaran etika meminjam barang di masyarakat kita. Pinjam uang saja masih sering disepelekan dan tidak kembali, apalagi cuma buku. Iya, kan?

Komentar

  1. Sama, Mbak. Aku was-was juga kalau bukuku lupa dibalikin sama orang. Rasanya tuh seperti kehilangan emas gitu. Pernah juga sih hilang, tapi untung aja diganti. Meski digantinya dengan buku lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau untuk buku yang spesial dan nggak punya serep, mending nggak usah dipinjam-pinjamin, deh. Boleh pinjam, tapi jangan dibawa pulang. Haha!

      Hapus
  2. Waah, putri huanzuuunya persis kek punya aku mba. Tp punyaku dah kukasihkan perpus. Hehe. Klo aku pinjeminnya ke temen deket aja, plg dikasih waktu 1-2 bulan. Sambil dikasih note jg klo bukunya segera dikembalikan setelah dia baca dan review. Tp kl agak lama biasanya aku tegur biar dikembalikan segera. Drpd kelupaan. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau aku benar-benar sudah kapok meminjamkan buku sembarangan. Takut rusak atau hilang.

      Wah... suks Putri Huan Zhu juga, ya? Selamat datang penggemar PHZ! 😊

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. Aduu aku nyesel banget buku mariposa aku dipinjem temen gara2 corona akhirnya baru setahun dikembalikan, lhakokkk jadi rusak, banyak coretan, bercak coklat, bekas ketumpahan, lecet. Padahal baru dia yg pinjem itu buku setelah aku dapet giveaway dri kak luluk langsung. Sedih, nyesel, gregetan, eh orgnya yg habis pinjem gk tau diri gk ngerasa bersalah😭 eman2 giveaway ulimited pula drinpenulisnya huhuu tak rela. Jdi kapok gamau lagi minjemin buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aduh... sayang banget, ya. Memang kalau mau pinjamin buku sekarang harus hati-hati. Penghargaan orang Indonesia terhadap buku masih rendah.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAUT BIRU KLARA, Memandang Kekurangan Sebagai Suatu Kelebihan

Judul: Laut Biru Klara Penulis: Auni Fa Penerbit: METAMIND (Tiga Serangkai) Tebal: 330 halaman Cetakan: Pertama, Februari 2019 ISBN: 978-602-9251-77-7 Laut Biru Klara adalah novel karya Auni Fa kedua yang saya baca. Menceritakan tentang gadis kecil penderita autis bernama Klara yang tinggal di Kampung Pesisir miskin. Meski demikian, Klara memiliki kemampuan berenang luar biasa mengungguli kedua sahabatnya yang normal, Sea dan Gegar. Sea, anak perempuan nelayan yang digadang-gadang sebagai penerus keluarga, sebanarnya sangat benci dengan bau amis ikan. Bersama teman laki-lakinya, Gegar, Sea menjadi pengawal pribadi Klara. Menemani Klara bermain, mengantarnya pergi ke karang besar dan hutan. Sea dan Gegar juga selalu membela Klara jika anak itu dimarahi, dipukuli, atau dikurung di dalam rumah oleh Paman Bai--ayah Klara yang galak. Dalam suatu peristiwa, Gegar tewas tenggelam terseret ombak. Kepergian gegar membuat Klara dan Sea berduka. Namun untunglah tak b

Quote Menulis

Kita semua pasti pernah diserang rasa malas saat menulis. Lalu bagaimana caranya mengembalikan semangat menulis? Daripada mengeluh di facebook atau mengganggu teman, lebih baik kita membaca quote atau kutipan indah para tokoh terkenal yang berhubungan dengan dunia tulis menulis. Setelah membaca kata-kata emas mereka, mungkin saja semangat menulismu langsung melonjak drastis. Simak, yuk! 1. Aku akan menjadi seorang penulis walau harus mati! (Alex Haley) 2. Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak. (Ali bin Abi Thalib) 3. Ikatlah ilmu dengan menulis. (Ali Bin Abi Thalib) 4. Semakin banyak orang membaca buku karya Anda,semakin besar pengaruh yang Anda berikan dalam suatu masyarakat. Mungkin karena energi yang tersimpan dalam buku inilah, sebuah buku sering ditakuti. (Bambang Trimansyah) 5. Penulis tidak perna

Lorosae My Love - Mengejar Cinta ke Bumi Timor Leste

Judul: Lorosa'e: My Love Penulis: Riskaninda Maharani Penerbit: Araska Publisher Tebal: 252 halaman Cetakan: Pertama, November, 2017 ISBN: 978-602-300-432-4 Lorosa'e: My Love adalah sebuah novel cinta dewasa yang mengambil setting di Timor Leste dan Malang. Cukup menarik karena Timor Leste termasuk jarang diangkat ke dalam novel. Inilah yang membuat Lorosa'e: My Love berbeda dari novel-novel kebanyakan. Mengisahkan tentang Dee, gadis petualang cinta dari Indonesia yang jatuh hati pada pemuda Timor Timur bernama Zil. Gejolak perasaan yang begitu menggelora dan sulit dikendalikan membuat Dee terseret pesona pria itu, membawanya serta ke Timor Leste. Berharap kebahagiaan akan merengkuhnya dengan diakui sebagai anggota keluarga Zil secara adat. Namun baru beberapa hitungan hari, Dee melihat perangai Zil berubah menjadi kasar. Memukul, menendang, dan berbagai siksaan fisik sering kali dilayangkan ke tubuh Dee dengan ringan--hingga berdarah-darah. Hanya kar