Langsung ke konten utama

Please ... Jauhi Laki-Laki Kasar!


Kemarin aku baru saja membaca kisah menyedihkan tentang seorang perempuan yang usia pernikahannya 12 hari saja. Sebenarnya beberapa hari menjelang pernikahan dia sudah mendapat sinyal ada yang tidak beres dengan calon suaminya, tapi abai. Akad tetap terucap sesuai rencana, hingga tragedi tak dapat dihindari. Aku tidak mau menyalahkan perempuan ini, karena kutahu dia berada dalam situasi yang sangat, sangat sulit. Semoga dia diberi kekuatan untuk bangkit dan menyembuhkan luka, dipertemukan dengan orang yang lebih, lebih baik segala-galanya.

Cerita ini kembali mengusik hatiku, membuatku berontak, dan tak tahan untuk menuliskan pesan pada catatan ini. PLEASE ..., JAUHI LAKI-LAKI KASAR! Kasar dalam bentuk apa pun, tindakan (fisik) maupun ucapan (verbal). Jika kau menjalin hubungan spesial (pacaran) dengan laki-laki yang kasar, meskipun baru dalam bentuk omongan--suka membentak, merendahkan, menghina, melecehkan, mengancam, mengintimidasi, menertawakan kekurangan, keluar kata-kata kotor--segera jauhi! Karena kekerasan verbal lama-lama bisa lari pada kekerasan fisik.

Tentu saja, aku juga tidak memungkiri, ada perempuan yang kasar pada laki-laki. Tapi perlu diingat, perempuan lebih lemah daripada laki-laki. Jika sampai terjadi kekerasan, perempuan dihadapkan pada keadaan lebih sulit. Lebih sulit melindungi diri, lebih sulit memulihkan diri. Perempuan harus mengambil langkah antisipasi, pasang tameng lebih tebal.

Tidak peduli meskipun laki-laki itu baik, ramah, ganteng, bilang sayang/ cinta seribu kali, kasih hadiah banyak dan mahal, kaya, cerdas, punya pekerjaan bagus, punya pangkat tinggi, punya harta se-Gunung Merapi -- kalau kasar, tinggalkan! 

Salah satu cara mengetahui sifat asli seseorang adalah, lihat bagaimana ketika dia sedang berada pada puncak kemarahan dan amati, bagaimana dia menyikapi serta mengatasi masalah tersebut. Karena sering kali ketika orang sedang marah, dia akan membuka topeng pencitraan. 

Aku bukannya mau sok pintar, atau sok-sok yang lain. Tapi sudah terlalu... terlalu sering kudengar cerita dan kulihat peristiwa tentang teman-teman perempuan yang terjebak dalam hubungan penuh kekerasan baik masih berstatus sebagai pacar, maupun suami.

Yang masih pacaran--kalau pacarmu otoriter, suka ngatur-ngatur, larang-larang, mengekang, jangan mau! Baru pacaran saja seperti dipenjara, bagaimana nanti kalau sudah menikah? Ketika kalian bertengkar, perhatikan. Kalau pacarmu bicara pakai nada tinggi, bentak-bentak, nunjuk-nunjuk apalagi sampai banting-banting barang--itu pertanda kalau dia kasar. Meskipun hati masih cinta setengah mati, putuskan hubungan! Saatnya pakai logika, bukan perasaan. Biar saja sakit! Lebih baik sakit sekarang daripada nanti! Tidak apa-apa nangis. Lebih baik nangis karena putus hubungan dengan laki-laki kasar daripada nangis karena terlanjur terikat pada laki-laki kasar.

Jangan "ngeyel", masih bertahan meski sudah dikasari. Kalau terus berlanjut sampai ke pernikahan, kasihan anakmu nanti yang jadi korban. Tiap hari harus lihat ibunya dikasari bapaknya. Sedih, marah, tapi tidak berdaya karena tidak bisa berbuat apa-apa. Itu gara-gara kau yang dulu ngotot mempertahankan cinta laki-laki kasar. Akhirnya bukannya dapat cinta, tapi luka dan trauma yang harus ditanggung seumur hidup. Anakmu jadi rusak gara-gara bapaknya kasar! Ngeri!

Sama juga dengan pertemanan. Kalau punya teman laki-laki kasar jangan terlalu dekat, nanti jadi korban--minimal ikut-ikutan terpapar kasar. Di media sosial pun sama. Kalau ada akun yang kata-katanya kasar, suka menyindir, nyinyir, mempermalukan di depan umum, segera unfriend! Sekiranya membahayakan, blokir! Tidak usah pedulikan dia lagi!

Sedangkan untuk teman-teman perempuan yang terlanjur menikah dengan laki-laki kasar .... Amati hal-hal apa saja yang jadi pemicu dia berbuat kasar atau melakukan kekerasan. Hindari pemicu itu. Bicarakan baik-baik. Kalau tidak bisa, minta pertolongan pihak ketiga (tapi cari orang yang benar-benar tepat). Curhat pada pada yang sungguh memahami kondisimu--bukan yang suka menghakimi--bisa dipercaya jaga rahasia, tidak ember. Ini pertolongan pertama buat yang mau curhat doang, biar jangan sampai stres atau sinting. Dekatkan diri pada Tuhan (Yang Islam salat, sabar, dengar kajian. Yang nonmuslim juga perbanyak ibadah, datangi pemuka agama masing-masing.) Kalau mau solusi, cari orang yang bijak dan bisa adil. Kalau memang sudah tidak bisa dipertahankan, ya, bagaimana lagi? Persiapkan mental dan finansial.

Belajarlah ilmu psikologi. Bukan buat keren-kerenan atau gaya-gayaan, tapi ilmu psikologi berguna untuk menolong diri sendiri. Ketika kita dalam keadaan paling terpuruk, minimal kita jangan sampai melakukan hal-hal bodoh dan tahu cara menangani emosi negatif.

Intinya, jangan pernah kompromi pada laki-laki kasar. Kecuali dia berubah dan kasih jaminan, kau tidak akan jadi korban kekasarannya lagi. (Tapi biasanya kalau "kasar" sudah jadi tabiat, bakal sulit. Harus terapi ke psikolog dulu.) Laki-laki sejati, yang benar-benar "lelaki" pasti tahu bagaimana cara memperlakukan perempuan dengan baik--bahkan ketika dia sedang dalam keadaan marah.

Sayangi diri sendiri, cintai diri sendiri, wahai saudari-saudariku. Karena kita berharga. Karena kita diciptakan oleh Yang Maha Cinta. 


Sumber gambar: PIXABAY

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAUT BIRU KLARA, Memandang Kekurangan Sebagai Suatu Kelebihan

Judul: Laut Biru Klara Penulis: Auni Fa Penerbit: METAMIND (Tiga Serangkai) Tebal: 330 halaman Cetakan: Pertama, Februari 2019 ISBN: 978-602-9251-77-7 Laut Biru Klara adalah novel karya Auni Fa kedua yang saya baca. Menceritakan tentang gadis kecil penderita autis bernama Klara yang tinggal di Kampung Pesisir miskin. Meski demikian, Klara memiliki kemampuan berenang luar biasa mengungguli kedua sahabatnya yang normal, Sea dan Gegar. Sea, anak perempuan nelayan yang digadang-gadang sebagai penerus keluarga, sebanarnya sangat benci dengan bau amis ikan. Bersama teman laki-lakinya, Gegar, Sea menjadi pengawal pribadi Klara. Menemani Klara bermain, mengantarnya pergi ke karang besar dan hutan. Sea dan Gegar juga selalu membela Klara jika anak itu dimarahi, dipukuli, atau dikurung di dalam rumah oleh Paman Bai--ayah Klara yang galak. Dalam suatu peristiwa, Gegar tewas tenggelam terseret ombak. Kepergian gegar membuat Klara dan Sea berduka. Namun untunglah tak b

Quote Menulis

Kita semua pasti pernah diserang rasa malas saat menulis. Lalu bagaimana caranya mengembalikan semangat menulis? Daripada mengeluh di facebook atau mengganggu teman, lebih baik kita membaca quote atau kutipan indah para tokoh terkenal yang berhubungan dengan dunia tulis menulis. Setelah membaca kata-kata emas mereka, mungkin saja semangat menulismu langsung melonjak drastis. Simak, yuk! 1. Aku akan menjadi seorang penulis walau harus mati! (Alex Haley) 2. Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak. (Ali bin Abi Thalib) 3. Ikatlah ilmu dengan menulis. (Ali Bin Abi Thalib) 4. Semakin banyak orang membaca buku karya Anda,semakin besar pengaruh yang Anda berikan dalam suatu masyarakat. Mungkin karena energi yang tersimpan dalam buku inilah, sebuah buku sering ditakuti. (Bambang Trimansyah) 5. Penulis tidak perna

Lorosae My Love - Mengejar Cinta ke Bumi Timor Leste

Judul: Lorosa'e: My Love Penulis: Riskaninda Maharani Penerbit: Araska Publisher Tebal: 252 halaman Cetakan: Pertama, November, 2017 ISBN: 978-602-300-432-4 Lorosa'e: My Love adalah sebuah novel cinta dewasa yang mengambil setting di Timor Leste dan Malang. Cukup menarik karena Timor Leste termasuk jarang diangkat ke dalam novel. Inilah yang membuat Lorosa'e: My Love berbeda dari novel-novel kebanyakan. Mengisahkan tentang Dee, gadis petualang cinta dari Indonesia yang jatuh hati pada pemuda Timor Timur bernama Zil. Gejolak perasaan yang begitu menggelora dan sulit dikendalikan membuat Dee terseret pesona pria itu, membawanya serta ke Timor Leste. Berharap kebahagiaan akan merengkuhnya dengan diakui sebagai anggota keluarga Zil secara adat. Namun baru beberapa hitungan hari, Dee melihat perangai Zil berubah menjadi kasar. Memukul, menendang, dan berbagai siksaan fisik sering kali dilayangkan ke tubuh Dee dengan ringan--hingga berdarah-darah. Hanya kar