Langsung ke konten utama

Penghapus Dosa yang Sering Dicerca





Bagaimana reaksi kita ketika tiba-tiba jatuh? Kata-kata apa yang pertama kali keluar dari bibir kita?
Jika ternyata yang sering meluncur adalah kata-kata umpatan atau makian, maka mulai sekarang gantilah! Kita sering lupa bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah. Kesandung batu kerikil juga Allah yang atur. Barangkali ketika jalan kita suka seenaknya, tidak peduli dengan keadaan sekitar. Apalagi kalau rombongan, jadilah kita berperilaku seolah-olah jalan itu warisan nenek moyang sendiri! Ngobrol sambil ketawa-ketiwi, dorong-dorongan, lari-lari... Bayangkan, betapa mengganggu dan menyebalkannya kelakuan pejalan kaki yang seperti ini? Kemudian daripada kita diseruduk motor atau mobil, Allah tegur kita lebih dulu pakai batu kerikil. Dibuat kesandung dan jatuh. Allah menyuruh kita hati-hati kalau jalan agar selamat sampai tujuan.
Masih ada lagi... ketika kita sakit batuk, pilek demam, lalu tidak bisa kerja. Terpaksa harus diam di rumah, tidur tak nyenyak, makan pun tak enak.
Teman menelepon dan bertanya, “Kenapa kamu nggak masuk kerja?”
“Aku lagi nggak enak demam, nih... Hari ini aku libur dulu, ya? Tolong bilangin ke Bos!”
“Oke, nggak masalah! Nanti aku bilangin ke Bos.”
“Makasih. Doain aku biar cepet sembuh, cepet sehat, dan bisa kerja lagi!”
Nah, kalau sudah begini... baru kita ingat doa! Kalau sudah terkapar tak berdaya baru kita ingat betapa berharganya kesehatan! Terus, kemarin-kemarin waktu diberi tubuh segar bugar ke mana aja, Bos? Allah kasih kita sakit biar kita sadar, kalau sehat itu mahal harganya. Bekerja mencari nafkah adalah ibadah, tapi kalau setiap hari lembur sampai dua belas jam? Itu kerja apa menyiksa diri? Manusia bukan robot, mesin saja ada istirahatnya. Bisa juga karena selama ini kita terlalu sibuk di kantor sampai melupakan keluarga. Ketemunya hanya waktu pagi di meja makan dan malam saat mau tidur. Kemudian Allah anugerahkan sakit itu kepada kita agar kita di rumah saja, sedikit “dipaksa” meluangkan waktu untuk keluarga.
Jadi sebenarnya Allah itu sayang banget sama kita, ya? Ya, iyalah! Biarpun kita dibikin kesandung, dibikin sakit juga... Allah itu Maha Penyayang, luar biasa penyayangnya! Cuma kitanya sebagai manusia yang sering berburuk sangka sama Allah! Simak ini...
Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya. (HR. Bukhari)
Tuh... tertusuk duri saja, sebagian kesalahan kita akan dihapus! Kurang bagaimana lagi, coba, sayangnya Allah sama kita? (Tapi jangan terus cari duri mawar buat ditusukkan berkali-kali ke jari dengan sengaja. Kalau begitu bukannya mengurangi dosa, malah nambah dosa! Ya, iyalah... mendzalimi diri sendiri!).
Lalu kalau kita sakit atau tertimpa musibah harus bilang apa, dong?
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah: 155-157).
Makanya, mulai sekarang kalau kita mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan jangan ngomel-ngomel “Sialan!” apalagi mengeluarkan penghuni kebun binatang! Ganti dengan Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun. Ingat! Kalimat ini bukan hanya diucapkan ketika ada orang meninggal, tapi juga setiap ada musibah.
Tahu tidak, kalau pada saat sakit Allah mengutus empat malaikat untuk mendatangi kita? Untuk apa? Ini sabda Rasulullah saw. :
Apabila seorang hamba Allah jatuh sakit, Allah akan mengutus empat malaikat. Malaikat pertama akan mengambil selera makannya, malaikat kedua akan mengambil rezekinya, malaikat ketiga akan mengambil kecantikan/ketampanan wajahnya (pucat) dan malaikat keempat akan mengambil dosanya. Apabila telah sampai waktu yang telah Allah tetapkan untuk hamba-Nya kembali sehat, Allah akan menyuruh malaikat pertama, malaikat kedua, dan malaikat ketiga agar mengembalikan apa yang telah diambil oleh mereka. Akan tetapi Allah tidak menyuruh malaikat keempat mengembalikan dosa hamba-Nya tersebut.
Maka bersujudlah para malaikat itu kepada Allah seraya berkata: “Ya Allah, mengapa dosa-dosa ini tidak Engkau kembalikan?”
Allah menjawab: “Tidak baik bagi kemuliaan-Ku jika Aku mengembalikan dosa-dosanya setelah Aku menyulitkan keadaan dirinya ketika sakit. Pergilah dan buanglah dosa-dosa tersebut ke dalam laut.”
Meski demikian kita juga jangan berdiam diri ketika sakit. Berbaring di tempat tidur sambil merintih, “Aduh... kepalaku pusing... cenat-cenut rasanya mau pecah... Biarinlah, sekarang dosaku lagi diangkat sama Allah...” Nggak gitu juga, kali! Kita tetap harus ikhtiar mencari kesembuhan. Tentu dengan cara-cara yang baik, tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Jangan ke mbah dukun atau paranormal, nanti malah jatuhnya syirik, menyekutukan Allah (dosa yang tidak terampuni, hiii... serem!). Ya ke dokter biasa ajalah. Dokter modern atau dokter tradisional—yang lebih dikenal dengan pengobatan alternatif—boleh. Minum obatnya juga yang biasa, jangan yang macam-macam. Hindari obat haram, misalnya yang mengandung arak, darah, bangkai, atau urin. (Nggak jijik, minum obat bercampur darah, atau bangkai, atau urin?)
Rasulullah saw. Bersabda, Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan untuk kamu bahwa tiap-tiap penyakit ada obatnya. Oleh karena itu berobatlah, tetapi janganlah berobat dengan sesuatu yang diharamkan. (HR. Abu Daud)
Dan yang tidak kalah penting, sebelum minum obat harus baca doa dulu, jangan malah baca jampi-jampi!

Ada beberapa hikmah dan makna sakit dalam pandangan Islam.

1. Sakit adalah ujian
Allah akan menguji setiap manusia untuk melihat siapa di antara hamba-Nya yang beriman.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut: 2-3)
Contoh sederhananya begini, ada seorang murid yang woro-woro ke seluruh kelas, ke semua guru, “Hei, aku pinter, lho! Aku ini jenius, nggak kalah sama Einstein!” Apa warga sekolah akan langsung percaya? Tentu tidak! Si murid yang mengumumkan dirinya pintar ini harus melalui ujian. Ujian mid semester, ujian semester, ujian kenaikan kelas, ujian kelulusan... Kalau dia memang benar-benar pintar, pasti sanggup mengerjakan semua soal, mendapat nilai bagus, dan naik kelas. Kalau bohong alias cuma om-do (omong doang), nanti juga bakal ketahuan, kok! Nilainya pasti jeblok-jeblok tuh!
Sedangkan salah satu bentuk ujian yang diberikan Allah pada hamba-Nya adalah sakit. Kalau kita ridha dengan musibah sakit tersebut, maka Allah juga akan ridha memberikan pahala dengan surga. Kalau kita marah, Allah juga marah.

2. Sakit Akan Mengangkat Derajat dan Menambah Kebaikan
Poin kedua masih ada hubungannya dengan poin pertama. Jika kita berhasil melewati ujian sakit dengan baik, kabar gembiranya, derajat kita akan dinaikkan.
Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya. (HR. Muslim).
Menaikkan derajat di sini tidak berarti harus naik pangkat atau naik jabatan (ya bisa saja orang yang habis operasi usus buntu lalu dinaikkan jabatan dari karyawan menjadi direktur—kalau Allah sudah berkehendak apa pun bisa terjadi). Tapi “menaikkan derajat” memiliki arti yang sangat luas. Misalnya setelah sembuh dari sakit keimanan orang itu jadi bertambah, diberi kemudahan dalam menjemput rezeki, semakin disayang orang-orang di sekitarnya, dan lain-lain—yang baik-baik. Terserah Allah mau menaikkan derajatnya dengan cara bagaimana.

3. Sakit Adalah Azab
Bagi sebagian orang, sakit juga bisa menjadi azab yang membinasakan dirinya. Karena sesungguhnya segala bencana yang menimpa kita berasal dari diri kita sendiri.
Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang kecil di dunia sebelum azab yang lebih besar di akhirat, mudah-mudahan mereka kembali ke jalan yang benar. (QS. As-Sajdah: 21)

4. Sakit Sebagai Penebus Dosa dan Kesalahan
Sudah dijelaskan panjang lebar di awal, ya. Pokoknya kalau dikasih sakit jangan marah, jangan mengeluh, jangan ngomel! Seandainya dari lahir sampai dewasa seseorang tidak pernah diberi sakit, kira-kira akan sebanyak apa dosa yang dimilikinya? Sakit akan menggugurkan dosa kita sedikit demi sedikit, jadi nikmati saja sakit itu. Ketika kita diberi sakit, gunakan waktu sakit untuk semakin banyak berdoa dan mendekatkan diri pada Allah.

5. Sakit Membuat Orang Introspeksi Diri dan Lebih Dekat Pada Allah
Biasanya seseorang akan lebih banyak ingat pada Allah ketika dirinya sedang tertimpa musibah atau mengalami kesusahan daripada ketika dia dalam keadaan senang. Tengoklah orang yang sedang sakit parah! Banyak yang jadi lebih banyak berdoa dan beribadah. Di mejanya, selain ada oleh-oleh dari orang yang datang menjenguk, tak jarang ada Alquran atau buku Yaasiin. Di dekat bantalnya ada tasbih yang sewaktu-watu digunakan untuk berzikir. Padahal semasa sehat, Alquran-nya itu dipajang saja di rak sampai debunya tebal banget. Tangannya? Pegang rokok setiap menit. Ya pantesan sakit! (Saya bukannya mau menyindir lho, tapi memang yang sering kita temui di sekitar seperti itu. Yang menulis tulisan ini saja kalau lagi senang sering lupa sama Allah, kok. Kalau lagi sedih atau sakit aja nangis-nangis, nyebut-nyebut Allah. Eh... malah curhat!)
Musibah yang engkau terima dengannya terhadap Allah swt. Lebih baik bagimu daripada nikmat yang membuatmu lupa untuk berzikir kepada-Nya. (Tasliyatu ahli al-Masha-ib)

6. Sakit Memperbaiki Hati
Kalau manusia selama hidupnya tidak pernah diberi cobaan, tidak pernah diberi kesusahan, kesulitan, kekurangan, juga tidak pernah merasakan sakit, bagaimana kira-kira perilakunya? Sombong! Takabur! Dia akan merasa sebagai orang paling hebat memebihi siapa pun. Merasa bisa melakukan segala sesuatu tanpa memerlukan orang lain, bahkan mungkin akan ingkar pada Allah. Oleh karena itulah Allah memberikan sakit pada manusia. Agar kita tahu bahwa tubuh ini bukan milik kita. Tubuh ini tetap milik Allah, Dia-lah yang berkuasa atas tubuh kita. Jadi kita tidak boleh sombong jika punya tubuh kekar atau seksi—apalagi dipamer-pamerin dengan pakaian kurang bahan. Kapan pun Allah mau, Dia bisa ambil itu tubuh kekar atau seksi. Tidak jadi soal apakah kita sedang ikut kontes Miss Universe!

7. Sakit Membuat Kita Lebih Mensyukuri Kesehatan
Sadar atau tidak, selama ini kita sering menyepelekan nikmat sehat dari Allah. Kita selalu mengeluhkan banyak hal tapi kurang bersyukur. Mengeluh gaji kecil, mengeluhkan tetangga yang kepo atau suka banget gosipin kita, mengeluhkan jerawat yang semakin membesar, mengeluhkan lemak di perut dan lain-lain. Tapi kita tidak pernah bersyukur diberi udara gratis, diberi jantung yang normal, tangan dan kaki bisa bergerak bebas, mata untuk membaca... Ah, kalau nikmat kesehatan tubuh yang Allah berikan setiap hari pada kita dihitung, akan habis berapa halaman untuk menuliskannya? Mungkin kita baru menyadari mahalnya kesehatan itu setelah mampir ke rumah sakit. Melihat orang yang dipasangi respirator karena paru-parunya tak berfungsi dengan baik. Melihat orang cuci darah stiap minggu karena ginjalnya bermasalah. Atau melihat orang duduk di kursi roda karena kakinya lumpuh.
Yang paling gampang, ingatlah waktu kita pilek, hidung buntu sampai susah napas. Maka kita akan tahu betapa berharganya kesehatan itu. Jabatan tinggi dan harta menumpuk takkan ada artinya kalau tubuh tidak sehat. Maka lebih baik kita bersyukur atas kesehatan yang Allah berikan pada saat ini daripada mengeluhkan soal gaji kecil.

Jadi kunci menghadapi sakit bagi seorang muslim sebenarnya nggak ribet-ribet amat, kok. Cuma ikhtiar, sabar, dan tawakal. Tinggal bagaimana kita menjalaninya. Sanggup? Muslim yang keren pasti sanggup!

Sumber gambar: PIXABAY

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAUT BIRU KLARA, Memandang Kekurangan Sebagai Suatu Kelebihan

Judul: Laut Biru Klara Penulis: Auni Fa Penerbit: METAMIND (Tiga Serangkai) Tebal: 330 halaman Cetakan: Pertama, Februari 2019 ISBN: 978-602-9251-77-7 Laut Biru Klara adalah novel karya Auni Fa kedua yang saya baca. Menceritakan tentang gadis kecil penderita autis bernama Klara yang tinggal di Kampung Pesisir miskin. Meski demikian, Klara memiliki kemampuan berenang luar biasa mengungguli kedua sahabatnya yang normal, Sea dan Gegar. Sea, anak perempuan nelayan yang digadang-gadang sebagai penerus keluarga, sebanarnya sangat benci dengan bau amis ikan. Bersama teman laki-lakinya, Gegar, Sea menjadi pengawal pribadi Klara. Menemani Klara bermain, mengantarnya pergi ke karang besar dan hutan. Sea dan Gegar juga selalu membela Klara jika anak itu dimarahi, dipukuli, atau dikurung di dalam rumah oleh Paman Bai--ayah Klara yang galak. Dalam suatu peristiwa, Gegar tewas tenggelam terseret ombak. Kepergian gegar membuat Klara dan Sea berduka. Namun untunglah tak b

Quote Menulis

Kita semua pasti pernah diserang rasa malas saat menulis. Lalu bagaimana caranya mengembalikan semangat menulis? Daripada mengeluh di facebook atau mengganggu teman, lebih baik kita membaca quote atau kutipan indah para tokoh terkenal yang berhubungan dengan dunia tulis menulis. Setelah membaca kata-kata emas mereka, mungkin saja semangat menulismu langsung melonjak drastis. Simak, yuk! 1. Aku akan menjadi seorang penulis walau harus mati! (Alex Haley) 2. Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak. (Ali bin Abi Thalib) 3. Ikatlah ilmu dengan menulis. (Ali Bin Abi Thalib) 4. Semakin banyak orang membaca buku karya Anda,semakin besar pengaruh yang Anda berikan dalam suatu masyarakat. Mungkin karena energi yang tersimpan dalam buku inilah, sebuah buku sering ditakuti. (Bambang Trimansyah) 5. Penulis tidak perna

Lorosae My Love - Mengejar Cinta ke Bumi Timor Leste

Judul: Lorosa'e: My Love Penulis: Riskaninda Maharani Penerbit: Araska Publisher Tebal: 252 halaman Cetakan: Pertama, November, 2017 ISBN: 978-602-300-432-4 Lorosa'e: My Love adalah sebuah novel cinta dewasa yang mengambil setting di Timor Leste dan Malang. Cukup menarik karena Timor Leste termasuk jarang diangkat ke dalam novel. Inilah yang membuat Lorosa'e: My Love berbeda dari novel-novel kebanyakan. Mengisahkan tentang Dee, gadis petualang cinta dari Indonesia yang jatuh hati pada pemuda Timor Timur bernama Zil. Gejolak perasaan yang begitu menggelora dan sulit dikendalikan membuat Dee terseret pesona pria itu, membawanya serta ke Timor Leste. Berharap kebahagiaan akan merengkuhnya dengan diakui sebagai anggota keluarga Zil secara adat. Namun baru beberapa hitungan hari, Dee melihat perangai Zil berubah menjadi kasar. Memukul, menendang, dan berbagai siksaan fisik sering kali dilayangkan ke tubuh Dee dengan ringan--hingga berdarah-darah. Hanya kar