Langsung ke konten utama

Surprise Ultah Bikin Gerah

Pagi tadi saya menonton berita tentang seorang selebriti yang sedang merayakan ulang tahun. Bersama tampilan acara yang meriah, terdengarlah lagu pengiring ulang tahun yang cukup populer.

"Hari ini, hari yang kau tunggu, bertambah satu tahun, usiamu ..."

Kemudian ibu saya ikut-ikutan menyanyi sepatah dua patah, sembari berkata, "Jadi ingat waktu masih kerja di Toko XX. Pas ibu ulang tahun disetelin lagu itu kenceng banget, terus ditimpukin tepung sama teman-teman."

Ha?
Saya agak kaget karena baru pertama dengar cerita tersebut dari Ibu. Wah, ternyata waktu ulang tahun Ibu sempat dikerjain juga, ya? Ternyata tradisi mengerjai orang yang sedang ulang tahun tidak memandang umur. Buktinya, ibu saya yang masuk usia paruh baya dan sudah punya anak dua saja dilempari tepung.

Saya lalu teringat cerita pengalaman orang-orang yang mendapat surprise ulang tahun--yang beberapa waktu lalu mondar-mandir di media sosial.

Ada yang dikerjain teman sekantor sampai tanpa sengaja minum cairan pembersih WC. Lalu orang tersebut selalu muntah setiap kali makan dan minum. Setelah diperiksakan ke dokter, ternyata lambungnya bolong, dan dia cacat seumur hidup.

Masih banyak surprise-surprise lain yang tergolong kelewatan dan berujung sesal. Silakan cari sendiri!

Tradisi surprise dengan melakukan keisengan pada yang berulang tahun juga ada di masa saya sekolah. Menimpuk teman yang berulang tahun dengan tepung dan telur, menyiram pakai bekas cucian beras, air, air campur bunga (kayak jathilan!) dan masih banyak lagi. Saat teman-teman yang lain sibuk mengerjai, saya hanya diam menonton. Bukan karena saya mau bersikap "sok". Tapi karena memang saya tidak tertarik. "Buat apa, sih?" Begitu batin saya.

Tapi sebab saya tidak ikut-ikutan mengerjai teman yang berulang tahun itulah, setiap kali tiba giliran saya ulang tahun, saya jadi aman. Tidak ada teman yang mengerjai saya. Paling kasih ucapan selamat. Yang sahabat dekat, kasih kado. Saya balas kasih kado juga di hari ulang tahunnya.

Sekarang singkirkan dulu kata "ulang tahun". Yang saya lihat justru banyak sekali orang kita yang suka mengerjai orang. Tidak usah menunggu ulang tahun. Lihat saja acara lawak di tv. Demi membuat penonton tertawa dan dianggap lucu, pasti ada artis yang selalu jadi sasaran untuk "dikerjain". Dilempari tepung, dipukul pakai stereofoam, atau bahkan keadaan fisiknya yang dianggap "kurang", dijadikan bahan candaan. Lebih jelasnya lagi, bahan hinaan.

Jadi, surprise ulang tahun yang cuma bisa lempar tepung, lempar telur, guyur air, sampai membuat orang yang berulang tahun celaka dan terancam nyawa, bagi saya bukan surprise. Itu murni niat jail ingin mengerjai orang.

Kalau mau memberi surprise bagi orang yang berulang tahun, buatlah dia merasa senang, bahagia.

Caranya? Kasih kado, belikan kue.

"Tapi aku nggak punya uang buat beli kado, juga buat beli kue tar."

Beri kado tidak harus beli barang mahal. Yang penting niatnya tulus. Kalau tidak bisa beli kue tar, belikan saja kue donat, kue cokelat, roti bakar. Bisa juga patungan beli piza untuk dimakan rame-rame. Atau ajak yang ulang tahun makan bakso bareng. Dengan cara itu hubungan pertemanan pun semakin dekat.

Kalau masih tidak bisa juga, cukup kasih selamat atau doakan agar orang yang ulang tahun diberi kesehatan dan panjang umur.

Jangan malah dikerjai dan bikin yang ulang tahun jadi pendek umur.


Sumber gambar: PIXABAY

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAUT BIRU KLARA, Memandang Kekurangan Sebagai Suatu Kelebihan

Judul: Laut Biru Klara Penulis: Auni Fa Penerbit: METAMIND (Tiga Serangkai) Tebal: 330 halaman Cetakan: Pertama, Februari 2019 ISBN: 978-602-9251-77-7 Laut Biru Klara adalah novel karya Auni Fa kedua yang saya baca. Menceritakan tentang gadis kecil penderita autis bernama Klara yang tinggal di Kampung Pesisir miskin. Meski demikian, Klara memiliki kemampuan berenang luar biasa mengungguli kedua sahabatnya yang normal, Sea dan Gegar. Sea, anak perempuan nelayan yang digadang-gadang sebagai penerus keluarga, sebanarnya sangat benci dengan bau amis ikan. Bersama teman laki-lakinya, Gegar, Sea menjadi pengawal pribadi Klara. Menemani Klara bermain, mengantarnya pergi ke karang besar dan hutan. Sea dan Gegar juga selalu membela Klara jika anak itu dimarahi, dipukuli, atau dikurung di dalam rumah oleh Paman Bai--ayah Klara yang galak. Dalam suatu peristiwa, Gegar tewas tenggelam terseret ombak. Kepergian gegar membuat Klara dan Sea berduka. Namun untunglah tak b

Quote Menulis

Kita semua pasti pernah diserang rasa malas saat menulis. Lalu bagaimana caranya mengembalikan semangat menulis? Daripada mengeluh di facebook atau mengganggu teman, lebih baik kita membaca quote atau kutipan indah para tokoh terkenal yang berhubungan dengan dunia tulis menulis. Setelah membaca kata-kata emas mereka, mungkin saja semangat menulismu langsung melonjak drastis. Simak, yuk! 1. Aku akan menjadi seorang penulis walau harus mati! (Alex Haley) 2. Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak. (Ali bin Abi Thalib) 3. Ikatlah ilmu dengan menulis. (Ali Bin Abi Thalib) 4. Semakin banyak orang membaca buku karya Anda,semakin besar pengaruh yang Anda berikan dalam suatu masyarakat. Mungkin karena energi yang tersimpan dalam buku inilah, sebuah buku sering ditakuti. (Bambang Trimansyah) 5. Penulis tidak perna

Lorosae My Love - Mengejar Cinta ke Bumi Timor Leste

Judul: Lorosa'e: My Love Penulis: Riskaninda Maharani Penerbit: Araska Publisher Tebal: 252 halaman Cetakan: Pertama, November, 2017 ISBN: 978-602-300-432-4 Lorosa'e: My Love adalah sebuah novel cinta dewasa yang mengambil setting di Timor Leste dan Malang. Cukup menarik karena Timor Leste termasuk jarang diangkat ke dalam novel. Inilah yang membuat Lorosa'e: My Love berbeda dari novel-novel kebanyakan. Mengisahkan tentang Dee, gadis petualang cinta dari Indonesia yang jatuh hati pada pemuda Timor Timur bernama Zil. Gejolak perasaan yang begitu menggelora dan sulit dikendalikan membuat Dee terseret pesona pria itu, membawanya serta ke Timor Leste. Berharap kebahagiaan akan merengkuhnya dengan diakui sebagai anggota keluarga Zil secara adat. Namun baru beberapa hitungan hari, Dee melihat perangai Zil berubah menjadi kasar. Memukul, menendang, dan berbagai siksaan fisik sering kali dilayangkan ke tubuh Dee dengan ringan--hingga berdarah-darah. Hanya kar