Langsung ke konten utama

Di Rumah Saja, Baca Buku SESUATU YANG KAMI SEBUT RUMAH

SESUATU YANG KAMI SEBUT RUMAH

Penulis: Sri Bandiyah | Rini Dwi | Liana Safitri | Rizki Fujiyanti | Fitriani Umar | Sri Widyowati Kinasih | Deasy Hana | Silvia Destriani | Ana | Zubaidah | Sekar Rahayu | Ikawati Iskandar | Siti Nurun Na'imah | Artie Puspita | Wahyu Hakimah | Asma Ridha | Iffa Hanifah | Winda Damayanti Rengganis | Nurul Hidayati | Farah Fatihah | Nurhayati | Muhammad Ade Gunawan | Irman Rahman Mulya

Penerbit: JWriting Soul Publishing
Tebal: 240 halaman
Cetakan: Pertama, Maret 2020
ISBN: 978-623-7788-34-8

Nubar (nulis bareng) 6 yang diadakan oleh Penerbit JWriting Soul Publishing mengambil tema "Rumah". Yang entah kenapa membuat hati saya tergugah dan ingin mengikutinya. Sejak mencari ide saya bimbang antara menulis cerita yang diangkat dari kisah nyata atau fiksi. Akhirnya saya memilih menulis cerita fiksi.

Saya tak menemui kesulitan yang berarti selama proses penulisan hingga naskah dikirim. Dilanjutkan dengan pemilihan cover yang seru dan membingungkan. Setelah itu memasuki masa pre order tepat pada saat negeri ini diserang wabah corona. Timbul kekhawatiran apakah nanti proses terbitnya lancar? Alhamdulillah... hari Rabu tanggal 15 April, buku Sesuatu yang Kami Sebut Rumah mendarat di rumah saya dengan selamat. Satu kebahagiaan melihat tulisan saya "ADA RUMAHKU DI HATIMU" ikut disertakan dalam buku ini, menjadi karya pembuka tahun 2020.

Kita bisa menikmati 23 kisah tentang rumah terangkai dalam buku Sesuatu yang Kami Sebut Rumah. Selain cerita dari saya, ada cerita Mbak Sri Bandiyah tentang seorang tukang becak yang atap rumahnya bocor, tapi tidak segera diperbaiki. Ada juga cerita Mbak Rini Dwi tentang seragam milik bapak yang menimbulkan masalah pelik. Masih ada lagi Mbak Nurul Hidayati dengan kisah tentang Roma yang membuat diri tersadar, betapa sangat, sangat berharganya nikmat sehat yang dikaruniakan Tuhan. Masih ada kekasih misterius Khirz yang dibongkar oleh Mbak Sri Widyowati Kinasih. Atau mau cerita dengan gaya penuturan berbeda menggunakan bahasa Indonesia Melayu? Tengok saja Reban di Atas Nyiur milik Mbak Wahyu Hakimah.

Buku ini mengajak kita untuk mencari makna rumah dengan lebih dalam dan luas. Menyentuh hati dan memberi pencerahan, menjadi teman pengusir kebosanan kala kita dipaksa berdiam di rumah seperti sekarang.

Saya juga ingin memberi tepuk tangan khusus untuk cover buku ini. Gambar teras rumah dengan meja, kursi, dan pot bunga yang berlatar warna biru muda, dipadukan dengan pink, putih, dan cokelat muda, begitu cantik dan manis. Melukiskan suasana tenang dan nyaman, membuat orang ingin duduk-duduk di rumah sambil makan cemilan dan menyeruput secangkir teh hangat dan berbincang tentang segala hal dalam hidup. Kertasnya yang tebal membuat buku semakin mantap saat dipegang.


Ah, Sesuatu yang Kami Sebut Rumah adalah buku antologi bersama dengan cover terbaik yang pernah saya miliki!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAUT BIRU KLARA, Memandang Kekurangan Sebagai Suatu Kelebihan

Judul: Laut Biru Klara Penulis: Auni Fa Penerbit: METAMIND (Tiga Serangkai) Tebal: 330 halaman Cetakan: Pertama, Februari 2019 ISBN: 978-602-9251-77-7 Laut Biru Klara adalah novel karya Auni Fa kedua yang saya baca. Menceritakan tentang gadis kecil penderita autis bernama Klara yang tinggal di Kampung Pesisir miskin. Meski demikian, Klara memiliki kemampuan berenang luar biasa mengungguli kedua sahabatnya yang normal, Sea dan Gegar. Sea, anak perempuan nelayan yang digadang-gadang sebagai penerus keluarga, sebanarnya sangat benci dengan bau amis ikan. Bersama teman laki-lakinya, Gegar, Sea menjadi pengawal pribadi Klara. Menemani Klara bermain, mengantarnya pergi ke karang besar dan hutan. Sea dan Gegar juga selalu membela Klara jika anak itu dimarahi, dipukuli, atau dikurung di dalam rumah oleh Paman Bai--ayah Klara yang galak. Dalam suatu peristiwa, Gegar tewas tenggelam terseret ombak. Kepergian gegar membuat Klara dan Sea berduka. Namun untunglah tak b

Quote Menulis

Kita semua pasti pernah diserang rasa malas saat menulis. Lalu bagaimana caranya mengembalikan semangat menulis? Daripada mengeluh di facebook atau mengganggu teman, lebih baik kita membaca quote atau kutipan indah para tokoh terkenal yang berhubungan dengan dunia tulis menulis. Setelah membaca kata-kata emas mereka, mungkin saja semangat menulismu langsung melonjak drastis. Simak, yuk! 1. Aku akan menjadi seorang penulis walau harus mati! (Alex Haley) 2. Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak. (Ali bin Abi Thalib) 3. Ikatlah ilmu dengan menulis. (Ali Bin Abi Thalib) 4. Semakin banyak orang membaca buku karya Anda,semakin besar pengaruh yang Anda berikan dalam suatu masyarakat. Mungkin karena energi yang tersimpan dalam buku inilah, sebuah buku sering ditakuti. (Bambang Trimansyah) 5. Penulis tidak perna

Lorosae My Love - Mengejar Cinta ke Bumi Timor Leste

Judul: Lorosa'e: My Love Penulis: Riskaninda Maharani Penerbit: Araska Publisher Tebal: 252 halaman Cetakan: Pertama, November, 2017 ISBN: 978-602-300-432-4 Lorosa'e: My Love adalah sebuah novel cinta dewasa yang mengambil setting di Timor Leste dan Malang. Cukup menarik karena Timor Leste termasuk jarang diangkat ke dalam novel. Inilah yang membuat Lorosa'e: My Love berbeda dari novel-novel kebanyakan. Mengisahkan tentang Dee, gadis petualang cinta dari Indonesia yang jatuh hati pada pemuda Timor Timur bernama Zil. Gejolak perasaan yang begitu menggelora dan sulit dikendalikan membuat Dee terseret pesona pria itu, membawanya serta ke Timor Leste. Berharap kebahagiaan akan merengkuhnya dengan diakui sebagai anggota keluarga Zil secara adat. Namun baru beberapa hitungan hari, Dee melihat perangai Zil berubah menjadi kasar. Memukul, menendang, dan berbagai siksaan fisik sering kali dilayangkan ke tubuh Dee dengan ringan--hingga berdarah-darah. Hanya kar